Thursday, August 9, 2018

Optimalkan Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Cegah STUNTING

Pada tahun 2012, World Health Assembly mendukung target global stunting untuk menurunkan proporsi anak balita yang stunting pada tahun 2025 sebesar 40% dari angka 2012. walaupun jumlah anak balita stunting secara global sudah menurun dari 255 juta ke 159 juta sejak tahun 1990, namun penurunan tersebut tidak cukup cepat dan masih jauh dari target untuk memenuhi target stunting global.

di Asia Tenggara hanya Laos (44%), Kamboja (41%) dan Timor leste (58%) yang memiliki angka stunting lebih tinggi dari Indonesia (2013), jika ini dibiarkan maka mereka akan menjadi generasi yang hilang.

Di Indonesia, masalah stunting pada balita masih cukup serius. Angka nasional ialah 37,2 %angka ini bervariasi dari yang terendah di Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, DKI Jakarta dan Kalimantan Timur kurang dari 30%, angka tertinggi atau lebih dari 50% adalah Nusa Tenggara Timur. Tidak berubahnya prevalensi status gizi, kemungkinan besar disebabkan oleh belum meratanya pemantauan pertumbuhan anak-anak balita. Hal ini terlihat dari kecenderungan proporsi balita yang tidak pernah ditimbang enam bulan terakhir, yaitu semakin meningkat dari 25,5% (2007) menjadi 34,3% (2013). 


Efek stunting akan berdampak seumur hidup dan dapat berlanjut dari satu generassi ke generasi lainnya. Anak perempuan yang terlahir dengan nutrisi yang buruk akan menjadi stuntent saat anak-anak seringkali akan tumbuh menjadi ibu dengan nutrisiyang buruk. peristiwa tersebut akan berulang dengan sendirinya sehingga menjadi lingkaran setan pertumbuhan anak perempuan yang buruk. selain berpengaruh pada individu, stunting menjadi beban yang sangat besar terhadap produktivitas  dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Ahli ekonomi memperkirakan bahwa stunting dapat menurunkan produk produk bruto suatu negara sebanyak 12% (Richter et al, 2016).

Stunting tidak bisa disembuhkan tetapi stunting bisa dicegah, pencegahan stunting dilakukan dengan mengoptimalkan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), diantaranya :
  • Selama kehamilan ibu harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
  • Ibu hamil melakukan pemeriksaan minimal 4 kali selama kehamilan
  • Memberikan stimulasi pada janin dalam kandungan
  • Ibu memberikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ASI Ekslusif selama 6 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai dengan usia 2 tahun.
  • Memperkenalkan makanan  bergizi pada anak sesuai dengan usia
  • Memberikan stimulasi (rangsang) kepada anak sesuai dengan usianya dan
  • Memantau Perkembangan anak dengan Kartu Kembang Anak.



No comments:

Post a Comment