CARA MENDIDIK ANAK MENURUT ALI BIN ABI THALIB
Orang tua bisa belajar, bagaimana cara mengasuh anak yang baik, saat ini banyak informasi tentang tatacara mengasuh anak, baik itu metode yang tersedia di buku - buku pola asuh anak, maupun berbagai kanal informasi dai internet, bahkan orang tua bisa melakukan konsultasi dengan para pakar tumbuh kembang anak seperti dokter spesialis anak, psikolog anak atau ahli lainnya yang berkompeten.
Bisa juga orang tua, mencontoh tokoh teladan yaitu Ali Bin Abi Thalib yang membagi cara mengasuh anak dalam 3 tahapan pengasuhan anak.
Berikut adalah tahapan cara mengasuh anak menurut Ali Bin Abi Thalib :
1. Tahapan Pertama Usia 0-7 tahun
Pada 7 tahun pertama perlakukan anak itu ibarat seorang "Raja". Di mana orang tua sebaiknya 'melayani' anak disertai sikap yang lemah lembut, tulus, dan penuh kasih sayang ketika mengasuh anak. Tetapi, bukan berarti orang tua harus memanjakan anak. Dengan kata lain orang tua tetap bersikap tegas dengan penuh kasih sayang, sehingga penyampaian nya lemah lembut.
Dalam beberapa informasi bahkan menyebutkan, bahwa pada masa 2 tahun awal disebut dengan golden age, dimana pertumbuhan dan perkembangan anak berkembang secara cepat, namun satu kali bentakan menyebabkan terputusnya milyaran syaraf pada anak. Sehingga sangatlah penting dalam tatacara penyampain kepada anak usia 0-7 tahun dengan nada yang lemah lembut namun jelas dan dapat dimengerti oleh anak.
Selain itu pada usia ini, anak merupakan peniru yang handal. jadi sudah seharusnya bagi orang tua yang memiliki anak di usia ini untuk memberikan contoh perilaku yang baik, karena bukan tidak mungkin perilaku orang tua akan diikuti anak dan dianggap sebagai habit dari keluarga.
2. Tahapan Kedua Usia 8-14 Tahun
Tahapan kedua ini tidak kalah penting dengan tahapan pertama, namun perlakuan atau cara mengasuh anaknya jelas berbeda. Orang tua harus memperlakukan anak seolah "Tawanan", dengan kata lain orang tua harus mampu mengajarkan anak tentang hak dan kewajiban, akidah dan hukum agama, mana yang diperbolehkan dan mana yang dilarang.
Pada tahap ini orang tua sudah menerapkan disiplin anak dan membiasakan anak untuk melakukan hal-hal seperti melaksanakan shalat, menjaga pergaulan dengan lawwan jenis, memakai pakaian bersih yang menutup aurat, serta hal - hal lain yang berkaitan dengan kewajiban seorang anak.
Hal ini perlu dilakukan karena pada masa ini anak di anggap sudah mengerti tentang konsekuensi yang mereka dapatkan dari apa yang mereka kerjakan.
3. Tahapan Ketiga Usia 14-21 Tahun
Tahapan terakhir dari cara mengasuh anak adalah ketika anak sudah berusia 14-21 tahun maka perlakukanlah mereka layaknya seorang sahabat.
Pada umunya anak usia ini sudah memasuki akil baligh, sehingga dianjurkan bagi setiap orang tua yang memiliki anak di usia ini, untuk memberlakukan anak sebagai sahabat, ini bertujuan agar anak bisa terbuka dan bercerita tentang apa yang sedang meraka hadapi, sehingga orang tua bisa membantu anak untuk mencari jalan keluarnya.
Hindari cara mengasuh otoriter karena pada masa ini anak akan merasa terkekang sehingga akan menjauhi kita. tapi gunakan cara menagsuh demokratis dengan begitu anak akan merasa disayangi dihargai dan dicintai sehingga akan tumbuh menjadi sosok pribadi yang tangguh, pemberani dan bertanggungjawab dengan rasa percaya diri yang kuat.
Selanjutnya orang tua harus melatih anak dengan memberikan tanggung jawab yang lebih, hal ini penting karena kehidupan mereka tidak selamanya bergantung kepada orang tua, keluarga, teman atau orang lain.
Ingatlah bahwa setiap anak berbeda dan cara mengasuh yang efektif untuk satu anak mungkin tidak berlaku untuk anak lain. Selalu berkomunikasi dengan anak dan beradaptasi terhadap kebutuhan mereka yang berubah seiring waktu.
No comments:
Post a Comment